Desir.id – Medan | Pemilu menjadi salah satu ajang penting khususnya di negara demokrasi, seperti Indonesia. Saat ini Indonesia sedang mempersiapkan pilkada yang merupakan bagian dari pemilu. Pilkada adalah wujud nyata dari partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi. Suara kita adalah kompas yang akan menuntun bangsa ke arah yang lebih baik.
Bergerak bersama mengawal demokrasi, Tular Nalar – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama FISIP USU kembali adakan kelas “Sekolah Kebangsaan” di Aula FISIP USU, Jumat (8/11/2024). Acara ini dihadiri oleh 105 peserta yang difasilitasi oleh 10 fasilitator. Peserta Merupakan calon pemilih pemula dan pemilih pemula yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya.
Acara ini dibuka oleh kepala program studi Ilmu Komunikasi USU, Dra. Mazdalifah M.Si., Ph.D. Tular Nalar FISIP USU sebelumnya sudah melaksanakan Kelas Kebangsaan berlokasi di Fisip USU pada akhir tahun 2023 lalu. November 2024 ini Tular Nalar 3.0 FISIP USU Kembali mengadakan Kelas Kebangsaan yang diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa FISIP USU. Alasan diadakannya Kelas Kebangsaan ini adalah untuk menjangkau pemilih pemula baik yang sudah berpartisipasi dalam pemilu februari 2024 lalu, maupun yang akan menggunakan hak pilihnya untuk pertama kalinya di pilkada mendatang.

Yovita Sabarina Sitepu S.Sos., M.Si selaku PIC acara menyampaikan apresiasi kepada peserta yang antusias dan aktif sepanjang kegiatan.
“Yang berbeda dari Sekolah Kebangsaan kali ini adalah pemaparan materi oleh fasilitator, dimana ada materi pasca pencoblosan dan kali ini untuk persiapan pilkada mendatang” ungkap Yovita dalam wawancara.
Santi Indra Astuti selaku Program Manager turut menyampaikan sambutan melalui rekaman video yang disaksikan bersama dalam pembukaan acara. Beliau menyampaikan tujuan mulia Tular Nalar hadir untuk menanamkan kebiasaan berpikir kritis dalam menghadapi arus informasi yang saat ini sangat menantang. Tular Nalar telah menjangkau banyak kalangan yang rentan terpapar hoax, sehingga dapat diantisipasi sesegera mungkin melalui edukasi penginderaan hoaks.
Antusias peserta yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ini menjadikan peserta menjadi interaktif dan mampu mengaplikasikan penginderaan hoaks melalui gim distorsi yang diberikan dan analisis berita hoaks dengan mengaplikasikan metode kacau IDE (Isi, Diri, Emosi). Marsha Tarigan selaku salah satu peserta menyampaikan kesan dan pesannya dalam kegiatan ini sebagai peserta yang pertama kali mendapatkan kesempatan mengikuti kelas kebangsaan. “karena ini sudah mendekati pilkada, ini membantu saya untuk bisa berpikir kritis dan terpapar hoaks. Saya mendapat pelajaran baru untuk menganalisis informasi itu benar atau hoaks, acara ini sangat membantu dan keren” tutur Marsha dalam wawancara. Bukan hanya Marsha, beberapa peserta lainnya turut menyampaikan kesan dan pesan dalam wawancara maupun dalam refleksi pada lembar sticky notes yang dibagikan di akhir acara. Beberapa menyampaikan saran untuk pelaksanaan acara ini agar selalu berkelanjutan karena sangat edukatif dan membantu peserta dalam penginderaan hoaks dan mempersiapkan pilkada mendatang.
Penulis : Anastasya Hasugian